Ilustrasi ngobrol
Jakarta

Tak jarang ditemukan seseorang dengan mudah mengatakan “Jangan masukin hati ya” setelah mengejek atau melontarkan candaan. Namun, perlu diketahui bahwa kalimat ini ternyata menjadi tanda kepribadian seseorang.

Meski tidak mengherankan jika ada orang yang merasa kesal atau tidak senang dengan pendapat seseorang, ungkapan tersebut dianggap wajar.

Namun, para ahli psikologi menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, ungkapan ini merupakan bentuk manipulasi dan berbahaya.

Pemilik kepribadian yang sering mengucapkan “Jangan masukin hati ya”

Dilansir dari laman Telegrafi, orang yang sering mengatakan “Jangan masukin hati ya” merujuk pada kepribadian gaslighting.

Istilah tersebut menggambarkan pelecehan dan manipulasi psikologis, saat seorang membuat orang lain meragukan pemikiran, persepsi realitas, dan ingatannya sendiri. Orang yang mengalami bentuk pelecehan ini mungkin sering kali merasa bingung, cemas, dan tidak percaya pada diri sendiri.




Terapis asal Edinburgh, Dr. Claire Jack, mengatakan kalimat itu biasanya merujuk pada tanda mengkhawatirkan. Ia menunjukkan bahwa orang-orang ini, setelah terluka, bereaksi dengan cara ini ketika mereka menyadari bahwa seseorang itu sensitif.

Jack mengatakan orang-orang yang mengatakan “Jangan masukin hati ya”, berarti meremehkan pengalaman orang lain.

Sementara itu, psikoterapis Stephanie Sarkis yang menulis Gaslighting: How to Recognize Emotionally Manipulative and Abusive People, mengatakan setelah beberapa saat Bunda mungkin percaya bahwa mereka adalah manipulator.

“Semakin kamu merasa tidak aman dan mempertanyakan kenyataan, semakin kamu akan mempercayai orang ini di kemudian hari. Seiring berjalannya waktu, kamu akhirnya akan mencapai titik di mana kepercayaan diri akan hancur dan kamu tidak akan lagi percaya pada diri sendiri,” ungkapnya.

Ia mengatakan orang-orang yang dikenal sebagai gaslighter ini mencoba menghakimi seseorang dan selalu berbahaya.

Cara menghadapi orang dengan kepribadian gaslighting

Dilansir dari laman Verywell mind, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dari orang dengan kepribadian gaslighting. Berikut di antaranya:

1. Menjaga jarak dari orang tersebut

Langkah ini akan sangat membantu jika Bunda menjauh dari emosi intens yang dapat ditimbulkan oleh gashlighting. Meninggalkan situasi tersebut dapat membantu, tetapi Bunda juga dapat mencoba beberapa teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan dalam.

2. Tetapkan batasan

Batasan memberi tahu orang lain apa Bunda bersedia menerima suatu hubungan atau tidak. Jelaskan bahwa Bunda tidak akan membiarkan orang lain melakukan tindakan seperti meremehkan atau menyangkal apa yang Bunda katakan.

3. Dapatkan sudut pandang orang lain

Bicaralah dengan teman atau anggota keluarga tentang apa yang sedang dialami. Memperoleh sudut pandang orang lain dapat membantu memperjelas situasi bagi Bunda.

4. Menyimpan buktinya

Lantaran gaslighting dapat membuat Bunda mempertanyakan diri sendiri, usahakan untuk menyimpan bukti.

Buat jurnal, simpan percakapan teks, atau simpan email sehingga Bunda dapat melihatnya kembali nanti dan mengingatkan diri sendiri bahwa Bunda tidak boleh meragukan atau mempertanyakan diri sendiri.

5. Mengakhiri hubungan

Meskipun mungkin sulit, mengakhiri hubungan dengan orang yang berulang kali melakukan gaslighting menjadi cara paling efektif untuk mengakhiri kekerasan tersebut.

6. Konsultasi dengan profesional

Jika menduga mengalami gaslighting, Bunda dapat mencari bantuan dengan konsultasi ke profesional kesehatan mental.

Mereka dapat membantu Bunda mempelajari lebih lanjut tentang situasi tersebut, mendapatkan perspektif, dan mengembangkan strategi penanganan baru yang dapat membantu mengatasi perilaku tersebut.

Nah, itulah kepribadian orang yang sering mengucapkan “Jangan masukin hati ya”. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

(asa/som)

#

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *