
Belum lama ini dikabarkan bahwa hutan di Hyengsang Utara, Korea Selatan, mengalami kebakaran hebat, Bunda. Akibat dari insiden ini, puluhan orang meninggal dan ratusan ribu jiwa mengungsi. Setidaknya lebih dari puluhan ribu hektare hutan telah terbakar.
Saat kebakaran hutan ini, seorang nelayan yang berasal dari Indonesia, Sugiyanto, menjadi salah satu pahlawan yang telah menyelamatkan banyak nyawa, Bunda. Pria berusia 31 tahun tersebut bergabung dengan Kepala Desa setempat, Yoo Myung Shin, dalam memperingati penduduk dan membimbing mereka ke tempat yang aman.
Sekitar pukul 11 malam, keduanya bergegas dari rumah ke rumah, membangunkan warga yang sedang tidur dan mendesak mereka untuk mengungsi.
“Nenek, ada api di pegunungan! Kamu harus pergi dengan cepat!” teriaknya, mengutip dari laman Allkpop.
Dengan banyaknya warga lanjut usia yang berjuang untuk melarikan diri, Sugiyanto dan kepala desa menggendong para lansia. Ia berlari sekitar 300 meter ke lokasi aman.
“Jika bukan karena dia, kita semua akan mati. Saya tertidur saat menonton TV, tetapi saya terbangun dengan teriakan ‘Api!’. Ketika saya membuka pintu, Sugiyanto ada di sana dan dia membawa saya keluar dari rumah,” tutur seorang warga berusia 90 tahun yang mengenangnya.
Sugiyanto diketahui telah bekerja di Korea sebagai nelayan selama delapan tahun. Ia juga memiliki seorang istri dan seorang putra yang kini berusia lima tahun.
“Saya mencintai Korea, terutama karena penduduk desa merasa seperti keluarga. Dalam tiga tahun, saya harus kembali ke rumah, tetapi istri saya menelepon saya untuk mengatakan bahwa dia sangat bangga dengan saya. Saya merasa puas mengetahui tidak ada yang terluka dalam kebakaran itu,” ucapnya.
Pria berusia 56 tahun diduga pemicu kebakaran hutan
Sementara itu seorang pria berusia 56 tahun pun tengah diselidiki karena dicurigai memicu kebakaran hutan.
Mengutip dari laman BBC, pria yang belum disebutkan namanya ini dikatakan tengah melakukan ritual leluhur di kuburan keluarga di sebuah bukit di Kabupaten Uiseong, provinsi Gyeongsang Utara pada hari kejadian.
Ia telah dipanggil untuk diinterogasi setelah penyelidikan atas situs tersebut. Namun, pria itu menyangkal tuduhan itu.
Pada hari Minggu, para pejabat mengatakan kebakaran utama akhirnya dikendalikan sepenuhnya setelah 10 hari. Kondisi ini menyebabkan kerusakan luas pada bangunan, termasuk kuil bersejarah.
Penyelidik dilaporkan berbicara dengan putri tersangka yang dikatakan telah memberi tahu mereka bahwa kebakaran dimulai ketika sang Ayah mencoba membakar cabang-cabang pohon yang tergantung di kuburan dengan pemantik api.
Kebakaran kemudian membakar lebih dari 48.000 hektare atau setara dengan sekitar 80 persen dari luas Ibu Kota Seoul, menurut Dinas Kehutanan Korea. Kebakaran ini telah menghancurkan 4.000 bangunan termasuk rumah, pabrik, serta sejumlah harta nasional.
Kuil Goun, yang merupakan situs warisan dunia UNESCO, termasuk di antara bangunan yang hancur akibat kobaran api ini. Dibangun pada 68 M dan merupakan salah satu yang terbesar di provinsi tersebut.
Sebagian besar korban dari kebakaran ini adalah orang-orang berusia 60-an dan 70-an, Bunda. Meski api utama telah dikendalikan, api yang kecil terus menyala kembali.
Menyusul adanya angin kencang dan cuaca yang kering, kebakaran pun menyebar ke beberapa kota dan kabupaten. Hal ini turut memperburuk penanganan kebakaran.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/som)
No responses yet